Rabu, 23 Januari 2013

#13. Pengingat

Halo.

Pagiku dikejutkan dengan bunyi pengingat yang sangat nyaring dari ponselku. Ketika ku buka mata dan periksa ada apa, ternyata itu pengingat hari jadi kita yang ke-tiga tahun. Di layar ponselku, tertulis "♥ayam's Anniversary".

Aku tersenyum. Sedetik kemudian, aku merasakan ada bulir yang jatuh dari sudut mata.

Andai saja aku dapat pertahankan hubungan ini. Tentu tak perlu ada bulir yang jatuh pagi tadi.


Tertanda,
Aku.

Minggu, 20 Januari 2013

#12. Hadapi Kenyataan

Halo.

Aku benci fakta bahwa aku harus merindukanmu sedemikian hebat pada detik ini.
Aku benci fakta bahwa aku menyesali telah ambil keputusan sesingkat itu. Walau memang tak pernah mudah bagiku.
Aku benci fakta bahwa aku ingin memelukmu untuk saat ini. Kemudian tanpa sebab yang pasti tumpahkan semua air mata di pundakmu.
Aku benci fakta bahwa aku rindu belaian lembut penuh kasih sayangmu pada rambutku.
Aku benci fakta bahwa aku tak lagi bisa melarangmu ini dan itu yang sesungguhnya demi kebaikanmu.
Aku benci fakta bahwa aku tidak bisa semudah dulu dalam hal mempercayaimu kembali.
Aku benci fakta bahwa aku menginginkanmu kembali jalani sisa harimu bersamaku.


Tertanda,
Aku.

Minggu, 13 Januari 2013

#11. Terima Kasih Untuk Bahagiaku

Halo.

Hari ini usiaku resmi menjadi delapan belas tahun. Kukira ulang tahunku kali ini akan menjadi yang terburuk sejak kau tak lagi ada di sisiku untuk temani bertambahnya usia. Namun ternyata tidak.

Awalnya, terselip sedih dan kecewa ketika aku menunggu pesan singkat berisi ucapan selamat padaku darimu yang tak kunjung nampak di layar ponselku. Ku tunggu hingga hari berganti, tetap tak ada satupun pesan dengan namamu di atasnya. Aku tertidur dengan perasaan hampa.

Rupanya kau tahu benar bagaimana mengobati kesedihan dan kekecewaanku. Kau bangunkan aku dari tidur dengan kue ulang tahun di tanganmu, dua sahabat terbaikku yang membawakan poster berisi ucapan, dan nyanyian selamat ulang tahun.

Bahagiaku sesederhana ini.

Aku tak pernah sangka kau akan kejutkan aku dengan hal kecil namun berarti besar seperti ini. Aku senang karena kau yang membawa kue dan kutiupkan permohonan di atas api lilin yang menyala. Kau mengenakan baju yang kuberi untuk ulang tahunmu, menggandalah bahagiaku.

Sayang sekali aku harus menyesal karena aku menolak kau ajak menikmati kota yang penuh akan kenangan kita.
Aku harus berpura-pura biasa.
Aku harus sembunyikan kebahagiaanku ini.
Aku ingin tahu apa kau tetap akan perjuangkan aku ketika aku berlagak telah melupakanmu.
Aku ingin tahu apa kau tetap akan menyayangiku ketika aku merajuk sedemikian rupa yang aku sendiri pun  muak melihatnya.
Aku ingin tahu apa semua perkataan manismu adalah nyata dan bukan hanya sekedar omong kosong.

Maafkan aku yang terlalu egois.


NB:
Tadi pagi, untuk yang kesekian kalinya kau melihatku dalam keadaan berpiyama. Namun kali pertama kau melihatku dalam keadaan bangun tidur, tidak mandi, tanpa parfum, muka berminyak, dan rambut yang acak-acakan. Aku menemuimu tanpa ada niatan untuk bergegas mempercantik diri karena aku telah menaruh percaya padamu dan membuang kejaimanku jauh. Terima kasih karena tetap mau menemuiku dalam keadaan seperti itu. Aku menyayangimu.


Tertanda,
Aku.